Kamis, 13 Juli 2017

PANDUAN PENULISAN BAB PENDAHULUAN PADA LAPORAN PENELITIAN

A.      Pengantar
Apakah Anda mengetahui fungsi utama Bab I Pendahuluan beserta komponen sub babnya? Bab I Pendahuluan layaknya appetizer dalam sebuah makanan, yaitu sebagai pembuka dan membujuk pembaca agar memakan menu utama, dalam hal ini konten penelitian. Pada bab ini juga memiliki fungsi bagi para juri penilai, yaitu untuk meninjau orisinalitas masalah, keunikan masalah, dan urgensi masalah. Bab I Pendahuluan terdiri dari sub bab:
A.      Latar  Belakang Masalah
B.      Batasan Masalah Penelitian (optional)
C.      Rumusan Masalah Penelitian
D.      Tujuan Penelitian
E.      Manfaat Penelitian

B.    Latar Belakang Masalah
Menulis latar belakang masalah harus memperhatikan pola segitiga terbalik (Umum => Khusus => Solusi). Masalah harus diuraikan secara umum terlebih dahulu, kemudian fokus pada masalah inti, terakhir adalah solusi melalui penelitian yang Anda lakukan. Menulis latar belakang masalah tidak boleh terlalu panjang dan tidak boleh terlalu sedikit (standar SMP dan SMA), disarankan satu hingga satu setengah halaman. Dalam penulisan latar belakang masalah, lebih baik menggunakan kutipan fakta dari buku/jurnal/hasil wawancara yang mendukung penelitian. Contoh : 1) Dari komunikasi pribadi dengan informan penelitian Imron Mashadi (2014), produsen telur atau peternak ayam di Balai Peternakan Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta dituntut untuk mengusahakan peningkatan jumlah produksi dan kualitas telur guna pemenuhan permintaan pasar akan telur ayam dan telur bebek. 2) Afrianto, et al. (1992) menyatakan bahwa kepiting sawah mengandung protein dan kalsium yang tinggi. 
Contoh latar belakang masalah penelitian dari penelitian “Corong Bertingkat Portable dengan Penerapan Metode Adsorpsi dan Titrasi” oleh Reza Aulia Akbar dan Ave Rahman adalah sebagai berikut :
C.      Batasan Masalah Penelitian (optional)
Sub bab ini boleh ada boleh tidak, fungsinya untuk membatasi masalah penelitian kita agar tidak terlalu luas, sehingga bisa lebih fokus. Setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat keterbatasan ruang, bahan, alat, teknologi, dan waktu, disinilah peran sub bab “Batasan Masalah Penelitian”. Penulisan batasan masalah penelitian dapat berupa deskripsi atau poin-poin saja.

D.      Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah penelitian terdiri dari pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa menanyakan keterangan cara "Bagaimana" dan pembuktian "Apakah". Standar penelitian SMP, SMA, dan Mahasiswa S1 adalah menggunakan pertanyaan penelitian “Bagaimana” dan “Apakah”, belum sampai ke “Mengapa”, karena penelitian untuk remaja hanya dibatasi untuk menguraikan dan membuktikan. Contoh pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1.       Apakah kulit manggis dapat diolah menjadi ekstrak?
2.       Bagaimana cara pengolahan kulit manggis menjadi ekstrak untuk perawatan tubuh?

E.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian harus menjawab rumusan masalah. Apabila terdapat dua (2) pertanyaan penelitian pada rumusan masalah, maka juga harus terdiri dari dua (2) tujuan penelitian. Hubungan inilah yang disebut dengan "Benang Merah" penelitian. Contoh penulisan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
Pertanyaan Penelitian
1.       Apakah kulit manggis dapat diolah menjadi ekstrak?
2.       Bagaimana cara pengolahan kulit manggis menjadi ekstrak untuk perawatan tubuh?
Tujuan Penelitian
1.     Untuk mengetahui kulit manggis dapat diolah menjadi ekstrak.
2.       Untuk mengetahui cara pengolahan kulit manggis menjadi ekstrak untuk perawatan tubuh.

F.       Manfaat Penelitian
Tidak ada format dan aturan baku untuk sub bab ini. Manfaat penelitian dapat ditinjau dari bagi masyarakat umum, bagi pemerintah, bagi penulis. Selain itu, manfaat penelitian dapat juga ditinjau secara teoritis, secara praktis, dan bagi penulis. Manfaat secara teoritis adalah manfaat penelitian untuk sumbangan ilmu pengetahuan, baik dari metode maupun referensi. Manfaat secara praktis adalah manfaat hasil penelitian yang berdampak langsung untuk kepentingan masyarakat umum.

PANDUAN PENULISAN ABSTRAK PENELITIAN



A.      Abstrak Penelitian
Banyak dari kita menganggap remeh abstrak penelitian. Padahal abstrak penelitian memiliki kontribusi besar untuk meloloskan penelitian kita pada lomba yang kita ikuti. Mengapa bisa begitu? Bayangkan saja Anda sebagai tim penilai atau dewan juri. Pada lomba penelitian tingkat nasional, ratusan bahkan ribuan makalah harus dibaca oleh tim penilai. Apakah semua makalah itu dibaca detail? Jawabannya : Tidak. Tim penilai hanya akan membaca judul, apabila judul menarik, tim penilai akan membaca abstrak penelitian, apabila tertarik dengan abstrak penelitian, baru tim penilai membaca makalah secara detail. Dari cerita fakta diatas, abstrak berkontribusi untuk membujuk juri agar membaca detail makalah kita.
Sekarang kita beralih menuju fungsi abstrak penelitian. Fungsi utama abstrak penelitian adalah untuk menjelaskan dan menginformasikan kepada masyarakat umum mengenai penelitian yang dilakukan. Karena abstrak mengacu pada masyarakat umum, maka bahasa yang digunakan dalam penulisan abstrak penelitian harus mudah dipahami seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak.
Pada abstrak penelitian, harus memiliki unsur nonlinguistik, yaitu :
1.       Memberi tahu pembaca mengenai informasi penelitian
2.       Pendek
3.       Singkat
4.       Menyajikan hasil temuan utama
5.       Menyajikan kesimpulan utama
6.       Terdiri dari satu paragraf (Disarankan)
Setelah mengetahui unsur yang terdapat pada abstrak penelitian, sekarang saatnya kita mengetahui apa saja kandungan yang ada di abstrak penelitian. Abstrak penelitian yang baik mengandung latar belakang masalah, tujuan penelitian, metode penelitian atau langkah penelitian, analisis data, dan kesimpulan penelitian.
Seringkali pada Abstrak Penelitian dijumpai "Kata Kunci / Keywords". Kata kunci dituliskan minimal 3 kata dan maksimal 5 kata (standar kompetisi ilmiah nasional). Kata Kunci atau Keywords memiliki tujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami inti penelitian dan memudahkan akses open source (mencari sumber dari internet).
Pada lomba yang diikuti, pasti terdapat format dari panitia lomba mengenai abstrak penelitian, seperti jumlah maksimal kata, sistematika, format, dan pencantuman kata kunci. Apabila Anda ingin lolos dalam lomba yang diikuti, perhatikan seluruh pedoman lomba mengenai abstrak. Maksimalkan jumlah kata yang disediakan oleh panitia, misalnya dalam suatu lomba, panitia menetapkan maksimal jumlah kata abstrak adalah 300 kata, maka abstrak yang Anda tulis harus bisa mendekati 300 kata. Spasi pada abstrak penelitian, biasanya 1.0 (perhatikan pedoman lomba)

PANDUAN PEMBUATAN LEMBAR PENGESAHAN DAN LEMBAR ORISINALITAS KARYA



A.      Lembar Pengesahan
Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan lembar pengesahan, karena setiap akan mengikuti lomba harus terdapat lembar pengesahan. Apakah fungsi lembar pengesahan? Bagaimana Format lembar pengesahan?. Fungsi dan format lembar pengesahan adalah sebagai berikut:
1.       Fungsi Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan merupakan bukti asli bahwa karya tulis ilmiah atau penelitian yang dibuat telah mendapatkan persetujuan dari pihak yang terlibat. Apabila kita kaum pelajar, lembar pengesahan pasti melibatkan guru pembimbing penelitian dan kepala sekolah, sedangkan mahasiswa adalah dosen pembimbing, kepala jurusan, dll. Pada OPSI, LPSN, dan Lomba Tingkat Mahasiswa lainnya, lembar pengesahan memiliki fungsi terkait dengan legalitas karya. Tanpa lembar pengesahan, karya yang diajukan bisa dianggap hanya karya abal-abal dan tidak memiliki dasar pertanggungjawaban. Maka dari itu, karya tulis ilmiah harus dilengkapi dengan lembar pengesahan.
2.       Format dan Sistematika Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan diletakkan pada karya tulis ilmiah setelah lembar judul penelitian dan sebelum lembar orisinalitas. Apa saja yang terdapat pada lembar pengesahan? Berikut adalah format dan sistematika lembar pengesahan:
a.       Judul Makalah
b.       Nama Peneliti (Ketua dan Anggota)
c.       NIM/NIS/dll
d.       Kelas/Jurusan
e.       E-mail Peneliti
f.        Asal Sekolah/Instansi/Lembaga
g.       Alamat Sekolah/Instansi/Lembaga
h.       Nama Pembimbing dan Mentor Penelitian
i.        Pernyataan substansi (lihat gambar)
j.        Tanda Tangan : Kepala sekolah/Kepala Jurusan, Ketua Peneliti, dan Guru/Dosen Pembimbing (tergantung lomba yang diikuti, untuk LPSN tanda tangan guru pembimbing disertakan)
Catatan : Pada tanda tangan kepala sekolah/kepala jurusan harus ada cap sekolah atau universitas.

B.      Lembar atau Pernyataan Orisinalitas
Beberapa dari Anda mungkin kurang familiar dengan lembar atau pernyataan orisinalitas, karena beberapa lomba memang tidak mewajibkan melampirkan lembar orisinalitas. Lembar orisinalitas merupakan lembar pernyataan yang berisi mengenai keaslian karya dan bukti bahwa karya yang diajukan tanpa ada unsur plagiarisme. Apa fungsi lembar orisinalitas? Bagaimana format lembar orisinalitas?. Fungsi dan format lembar orisinalitas adalah sebagai berikut:
1.       Fungsi Lembar Orisinalitas
Lembar orisinalitas berfungsi sebagai lembar bukti keaslian karya penelitian dan terhindar dari unsur plagiarisme. Beberapa substansi lomba termasuk tim penilai akan merasa lebih yakin dan percaya dengan karya yang telah dibuat apabila dalam karya tulis ilmiah yang diajukan, apabila terdapat lembar orisinalitas. Lembar orisinalitas juga sebagai bukti bahwa karya yang diajukan adalah asli dari peneliti sendiri.
2.       Format dan Sistematika Lembar Orisinalitas
Lembar orisinalitas diletakkan setelah lembar pengesahan. Pada lembar orisinalitas memuat data sebagai berikut:
a.       Nama Peneliti (Ketua dan Anggota)
b.       NIS/NIM/dll
c.       Kelas/Jurusan
d.       Asal Sekolah/Instansi/Lembaga
e.       Alamat Sekolah/Instansi/Lembaga
f.        Kontak Instansi dan Peneliti
g.       Pernyataan bahwa karya yang diajukan bersifat original atau asli
h.       Nama Mentor dan Pembimbing
i.        Pernyaatan bahwa karya terhindar dari unsur plagiarisme.
j.         Tanda Tangan : Ketua Peneliti, Mentor, Pembimbing, dan Kepala Sekolah
Catatan : Khusus tanda tangan ketua peneliti harus diatas materai, karena keaslian karya berhubungan dengan hukum. Tanda tangan Pembimbing, Mentor, dan Ketua Peneliti saling sejajar, sedangkan Kepala Sekolah/Kepala Jurusan di bagian bawahnya. Tanda tangan Kepala Sekolah/Kepala Jurusan harus terdapat cap dari instansi terkait.